Minggu, 21 Maret 2010

surat dan tersiratSeperti telah banyak disinggung-singgung sebelumnya, bahwa di dunia ini GUSTI ALLAH menciptakannya secara berpasang-pasangan. Ada siang-ada malam, Ada baik-ada buruk, Ada besar-ada kecil. Demikian pula Gusti Allah menciptakan Kitab ajaran bagi manusia itu berpasangan. Ada Kitab secara agama, seperti Al Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan lain-lain yang disebut 'kitab kering'. Selain itu, GUSTI ALLAH juga menciptakan kitab yang disebut 'kitab teles (kitab basah)'. Apakah kitab basah itu? Kitab 'basah' itu adalah semua ciptaan GUSTI ALLAH di muka bumi ini. Kitab 'kering' dan 'basah' itu sama-sama merupakan petunjuk dari GUSTI ALLAH pada semua umat manusia yang ada di dunia ini. Jadi, selain mengaji pada 'kitab kering', kita juga harus mengaji pada 'kitab basah'. GUSTI ALLAH dalam sebuah surat di Al Qur'an berfirman yang kurang lebihnya berbunyi "Berjalan-jalanlah kamu dimuka bumi, maka kamu akan mengetahui kekuasaanKU bagi orang-orang yang berpikir". Dari arti ayat Al Qur'an tersebut yang perlu diperhatikan adalah kata-kata 'berjalan-jalan di muka bumi' dan 'bagi orang-orang yang berpikir'. Apakah maksud kata-kata itu? Ternyata kata-kata itu bermaksud bahwa semua yang ada di muka bumi ini, apakah itu hewan, tumbuhan, gunung, sungai, awan, langit, dan masih banyak lagi adalah merupakan kekuasaan GUSTI ALLAH. Demikian pula dengan manusia. GUSTI ALLAH menyempurnakan kehidupan manusia sebagai makhluk paling mulia di muka bumi. Sedangkan kata-kata 'bagi orang-orang yang berpikir', merupakan sindiran dari GUSTI ALLAH kepada kita manusia. Artinya, apakah kita termasuk orang-orang yang berpikir dan menggunakan otak kita untuk memahami kekuasaan GUSTI ALLAH atau tidak. Atau malah pikiran kita yang buta dan termasuk orang yang tidak berpikir tentang kekuasaan GUSTI ALLAH. Sebagai makhluk mulia, seharusnya kita yang dibekali dengan pikiran dan akal sehat harusnya menggunakan pikiran dan akal sehat itu untuk meneliti, mempelajari, setelah itu, memuji kehebatan ciptaan GUSTI ALLAH, selanjutnya adalah Manembah (menyembah) GUSTI ALLAH dengan penuh keyakinan.

    Seperti telah banyak disinggung-singgung sebelumnya, bahwa di dunia ini GUSTI ALLAH menciptakannya secara berpasang-pasangan. Ada siang-ada malam, Ada baik-ada buruk, Ada besar-ada kecil. Demikian pula Gusti Allah menciptakan Kitab ajaran bagi manusia itu berpasangan. Ada Kitab secara agama, seperti Al Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan lain-lain yang disebut 'kitab kering'. Selain itu, GUSTI ALLAH juga menciptakan kitab yang disebut 'kitab teles (kitab basah)'. Apakah kitab basah itu? Kitab 'basah' itu adalah semua ciptaan GUSTI ALLAH di muka bumi ini.


Kitab 'kering' dan 'basah' itu sama-sama merupakan petunjuk dari GUSTI ALLAH pada semua umat manusia yang ada di dunia ini. Jadi, selain mengaji pada 'kitab kering', kita juga harus mengaji pada 'kitab basah'. GUSTI ALLAH dalam sebuah surat di Al Qur'an berfirman yang kurang lebihnya berbunyi "Berjalan-jalanlah kamu dimuka bumi, maka kamu akan mengetahui kekuasaanKU bagi orang-orang yang berpikir".

Dari arti ayat Al Qur'an tersebut yang perlu diperhatikan adalah kata-kata 'berjalan-jalan di muka bumi' dan 'bagi orang-orang yang berpikir'. Apakah maksud kata-kata itu? Ternyata kata-kata itu bermaksud bahwa semua yang ada di muka bumi ini, apakah itu hewan, tumbuhan, gunung, sungai, awan, langit, dan masih banyak lagi adalah merupakan kekuasaan GUSTI ALLAH. Demikian pula dengan manusia. GUSTI ALLAH menyempurnakan kehidupan manusia sebagai makhluk paling mulia di muka bumi.

Sedangkan kata-kata 'bagi orang-orang yang berpikir', merupakan sindiran dari GUSTI ALLAH kepada kita manusia. Artinya, apakah kita termasuk orang-orang yang berpikir dan menggunakan otak kita untuk memahami kekuasaan GUSTI ALLAH atau tidak. Atau malah pikiran kita yang buta dan termasuk orang yang tidak berpikir tentang kekuasaan GUSTI ALLAH.

Sebagai makhluk mulia, seharusnya kita yang dibekali dengan pikiran dan akal sehat harusnya menggunakan pikiran dan akal sehat itu untuk meneliti, mempelajari, setelah itu, memuji kehebatan ciptaan GUSTI ALLAH, selanjutnya adalah Manembah (menyembah) GUSTI ALLAH dengan penuh keyakinan.

7 ( tujuh ) jenis tapa

Ada 7 macam tahapan bertapa yang harus dilalui untuk mencapai hal itu.

1. Tapa Jasad: Tapa jasad adalah mengendalikan atau menghentikan gerak tubuh dan gerak fisik. Lakunya tidak dendam dan sakit hati. Semua yang terjadi pada diri kita diterima dengan legowo dan tabah.

2. Tapa Budhi: Tapa Budhi memiliki arti menghilangkan segala perbuatan diri yang hina, seperti halnya tidak jujur kepada orang lain.

3. Tapa Hawa Nafsu: Tapa Hawa Nafsu adalah mengendalikan nafsu atau sifat angkara murka yang muncul dari diri pribadi kita. Lakunya adalah senantiasa sabar dan berusaha mensucikan diri,mudah memberi maaf dan taat pada GUSTI ALLAH kang moho suci.

4. Tapa Cipta: Tapa Cipta berarti Cipta/otak kita diam dan memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh atau dalam bahasa Jawanya ngesti surasaning raos ati. Berusaha untuk menuju heneng-meneng-khusyuk-tumakninah, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan siapapun dan selalu heningatau waspada agar senantiasa mampu memusatkan pikiran pada GUSTI ALLAH semata.

5. Tapa Sukma: Dalam tahapan ini kita terfokus pada ketenangan jiwa. Lakunya adalah ikhlas dan memperluas rasa kedermawanan dengan senantiasa eling pada fakir miskin dan memberikan sedekah secara ikhlas tanpa pamrih.

6. Tapa Cahya: Ini merupakan tahapan tapa yang lebih dalam lagi. Prinsipnya tapa pada tataran ini adalah senantiasa eling, awas dan waspada sehingga kita akan menjadi orang yang waskitha (tahu apa yang bakal terjadi).

Tentu saja semua ilmu yang kita dapatkan itu bukan dari diri kita pribadi, melainkan dari GUSTI ALLAH. Semua ilmu tersebut merupakan 'titipan', sama dengan nyawa kita yang sewaktu-waktu bisa diambil GUSTI ALLAH sebagai si EMPUNYA dari segalanya. Jadi tidak seharusnya kita merasa sombong dengan ilmu yang sudah dititipkan GUSTI ALLAH kepada kita.

Jumat, 19 Maret 2010

ketenangan jiwa dan pikiran...

ketenangan hati hanya pada hati yang hidup....

Sungguh bahagianya jika ketika kita diam sejenak dan bertanya kepada Hati Nurani kita paling dalam dia sudah tersenyum bahkan berzikir ... waaaaaaaaah.. sungguh senangnya.. sungguh bahagianya.. Jiwa Tenang jika HATI HIDUP.. kembaran kita sudah bersih dan terawat.. bahkan sedang shallat memakai ruangan yang paling suci..
hanya dengan mengerti diri sebenar diri yang lemah tiada berdaya upaya.. menghidupkan malam dalam tangis sujud syukur nikmat.. menghidupkan malam konsisten tiada putusnya.. menCINTAi ALLAH lebih dari segalaNYA..

Siapa yang dapat kembali kepadaNYA dalam innalillahi wainalillaihi rojiun.. INGAT dan CAMKAN BAIK BAIK.. petunjuk hanya satu.. dalam satu ayat mengenai Nafs Mutmainah.. Hei Jiwa jiwa yang TENANG.. kembalilah engkau kepadaKU.. dengan Ridha dan diRidhai.. engkau adalah sebaik baiknya hambaKU.. yayaya.. Jiwa Jiwa yang TENANG.. Jiwa yang TENANG karena HATI YANG HIDUP.. mari bersama kita mulai membuka lembaran baru.. membuka kehidupan malam yang terlupakan.. agar HATI KITA HIDUP.. Jiwa menjadi TENANG.. sebagai pembuka jalan kembali kepadaNYA..


Dalam perkembangan hidupnya manusia seringkali berhadapan dgn berbagai masalah yg berat utk diatasinya. Akibatnya timbullah kecemasan ketakutan dan ketidaktenangan bahkan tidak sedikit manusia yg akhirnya kalap sehingga melakukan tindakan-tindakan yg semula dianggap tidak mungkin dilakukannya baik melakukan kejahatan terhadap orang lain seperti pembunuhan termasuk pembunuhan terhadap anggota keluarga sendiri maupun melakukan kejahatan terhadap diri sendiri seperti meminum minuman keras dan obat-obat terlarang hingga tindakan bunuh diri. Oleh krn itu ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup ini yg terasa kian berat dihadapinya. Itu sebabnya tiap orang ingin memiliki ketenangan jiwa. Dengan jiwa yg tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yg dikehendaki Allah dan rasul-Nya. Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa banyak orang yg mencapainya dgn cara-cara yg tidak islami sehingga bukan ketengan jiwa yg didapat te tapi malah membawa kesemrawutan dalam jiwanya itu. Untuk itu secara tersurat Alquran menyebutkan beberapa kiat praktis. 1. Dzikrullah Dzikir kepada Allah SWT merupakan kiat utk menggapai ketenangan jiwa yakni dzikir dalam arti selalu ingat kepada Allah dgn menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan. Bila seseorang menyebut nama Allah memang ketenangan jiwa akan diperolehnya. Ketika berada dalam ketakutan lalu berdzikir dalam bentuk menyebut ta’awudz dia menjadi tenang. Ketika berbuat dosa lalu berdzikir dalam bentuk menyebut kalimat istighfar atau taubat dia menjadi tenang kembali krn merasa telah diampuni dosa-dosanya itu. Ketika mendapatkan keni’matan yg berlimpah lalu dia berdzikir dgn menyebut hamdalah maka dia akan meraih ketenangan krn dapat memanfaatkannya dgn baik dan begitulah seterusnya sehingga dgn dzikir ketenangan jiwa akan diperoleh seorang muslim. Allah SWT berfirman yg artinya ” orang-orang yg beriman dan hati mereka menjadi tentram dgn mengingat Allah. Ingatlah hanya dgn mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”. Untuk mencapai ketenangan jiwa dzikir tidak hanya dilakukan dalam bentuk menyebut nama Allah tetapi juga dzikir dgn hati dan perbuatan. Karena itu seorang mukmin selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai kesempatan baik duduk berdiri maupun berbaring. 2. Yakin akan Pertolongan Allah Dalam hidup dan perjuangan seringkali banyak kendala tantangan dan hambatan yg harus dihadapi. Adanya hal-hal itu seringkali membuat manusia menjadi tidak tenang yg membawa pada perasaan takut yg selalu menghantuinya. Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang yg menjalani kehidupan menjadi berputus asa dan bagi yg berjuang menjadi takluk bahkan berkhianat.Oleh krn itu agar hati tetap tenang dalam perjuangan menegakkan agama Allah dan dalam menjalani kehidupan yg sesulit apa pun seorang muslim harus yakin dgn adanya pertolongan Allah dan dia juga harus yakin bahwa pertolongan Allah itu tidak hanya diberikan kepada orang-orang yg terdahulu tetapi juga utk orang sekarang dan pada masa mendatang Allah berfirman yg artinya “Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi mu dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” . Dengan memperhatikan betapa banyak bentuk pertolongan yg diberikan Allah kepada para nabi dan generasi sahabat di masa Rasulullah saw maka sekarang pun kita harus yakin akan kemungkinan memperoleh pertolongan Allah itu dan ini membuat kita menjadi tenang dalam hidup ini. Namun harus kita ingat bahwa pertolongan Allah itu seringkali baru datang apabila seorang muslim telah mencapai kesulitan yg sangat atau dipuncak kesulitan sehingga kalau diumpamakan seperti jalan maka jalan itu sudah buntu dan mentok. Dengan keyakinan seperti ini seorang muslim tidak akan pernah cemas dalam menghadapi kesulitan krn memang pada hakikatnya pertolongan Allah itu dekat. Allah berfirman yg artinya “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yg beriman “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” . 3. Memperhatikan Bukti Kekuasaan Allah Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adl krn manusia seringkali terlalu merasa yakin dgn kemampuan dirinya akibatnya kalau ternyata dia merasakan kelemahan pada dirinya dia menjadi takut dan tidak tenang tetapi kalau dia selalu memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah dia akan menjadi yakin sehingga membuat hatinya menjadi tentram hal ini krn dia sadari akan besarnya kekuasaan Allah yg tidak perlu dicemasi tetapi malah utk dikagumi. Allah berfirman yg artinya “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata ‘Ya Tuhanku perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati’. Allah berfirman ‘Belum yakinkah kamu?’. Ibrahim menjawab ‘Aku telah meyakininya akan tetapi agar hatiku tenang ‘. Allah berfirman ‘ ambillah empat ekor burung lalu cincanglah kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu satu bagian dari bagian-bagian itu kemudian panggillah mereka niscaya mereka datang kepadamu dgn segera’. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” . 4. Bersyukur Allah SWT memberikan keni’matan kepada kita dalam jumlah yg amat banyak. Keni’matan itu harus kita syukuri krn dgn bersyukur kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang hal ini krn dgn bersyukur keni’matan itu akan bertambah banyak baik banyak dari segi jumlah ataupun minimal terasa banyaknya. Tetapi kalau tidak bersyukur keni’matan yg Allah berikan itu kita anggap sebagai sesuatu yg tidak ada artinya dan meskipun jumlahnya banyak kita merasakan sebagai sesuatu yg sedikit. Apabila manusia tidak bersyukur Allah memberikan azab yg membuat mereka menjadi tidak tenang Allah berfirman yg artinya “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yg dahulunya aman lagi tentram rezekinya melimpah ruah dari segenap tempat tetapi nya mengingkari ni’mat-ni’mat Allah; krn itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yg selalu mereka perbuat.” . 5. Tilawah Tasmi’ dan Tadabbur Alquran Alquran adl kitab yg berisi sebaik-baik perkataan diturunkan pada bulan suci Ramadan yg penuh dgn keberkahan karenanya orang yg membaca mendengar bacaan dan mengkaji ayat-ayat suci Alquran niscaya menjadi tenang hatinya manakala dia betul-betul beriman kepada Allah SWT. Allah berfirman yg artinya “Allah telah menurunkan perkataan yg baik Alquran yg serupa lagi berulang-ulang gemetar karenanya kulit orang-orang yg takut kepada Tuhanya kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah dgn kitab itu Dia menunjuki siapa yg dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yg disesatkan Allah maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” . Oleh krn itu sebagai mukmin interaksi kita dgn Alquran haruslah sebaik mungkin baik dalam bentuk membaca mendengar bacaan mengkaji maupun mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manakala interaksi kita terhadap Alquran sudah baik maka mendengar bacaan Alquran saja sudah membuat keimanan kita bertambah kuat yg berarti lbh dari sekedar ketenangan jiwa. Allah berfirman yg artinya “Sesungguhnya orang-orang yg beriman adl mereka yg apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” . Dengan berbekal jiwa yg tenang itulah seorang muslim akan mampu menjalani kehidupannya secara baik sebab baik dan tidak sesuatu yg seringkali berpangkal dari persoalan mental atau jiwa. Karena itu Allah SWT memanggil orang yg jiwanya tenang utk masuk ke dalam surga-Nya. Allah berfirman yg artinya “Hai jiwa yg tenang kembalilah kepada Tuhanmu dgn hati yg puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.”. Akhirnya menjadi tanggung jawab kita bersama utk memantapkan ketenangan dalam jiwa kita masing-masing sehingga kehidupan ini dapat kita jalani dgn sebaik-baiknya. Oleh Drs. H. Ahmad Yani Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

sumber file al_islam.chm



Cara Cari
Peace of Mind Peace of Mind

T he one thing all people need and desire is peace of mind. T ia satu hal yang semua orang butuhkan dan keinginan adalah ketenangan pikiran. This need is so strong it makes people try the strangest things to get it. Kebutuhan ini begitu kuat sehingga membuat orang-orang mencoba hal-hal yang aneh untuk mendapatkannya. People try drugs, drink, fornication, adultery, homosexuality, education, business, politics, the buying of things and many other activities to find peace of mind. Orang mencoba obat-obatan, minum, percabulan, perzinahan, homoseksualitas, pendidikan, bisnis, politik, pembelian barang dan banyak kegiatan lain untuk mencari ketenangan pikiran. When none of these produce this allusive substance, they often resort to suicide. Bila tidak satu pun menghasilkan zat sindiran ini, mereka sering resor untuk bunuh diri. You may have tried many of these source to find peace of mind without success. If you have failed in your efforts to find peace, and if suicide may have crossed your mind, stay with me. Anda mungkin telah mencoba banyak sumber ini untuk mencari ketenangan pikiran tanpa keberhasilan. Jika Anda telah gagal dalam usaha Anda untuk menemukan kedamaian, dan jika mungkin bunuh diri terlintas pikiran Anda, tinggal bersamaku. There is a much better way. Ada banyak cara yang lebih baik.

A troubled mind comes from one or more of 3 basic conditions: fear , guilt and feeling unloved . None of these can be cured by the things we have, or can get, in this life; they are based on our relationship with God which includes our trust in him. Sebuah pikiran yang bermasalah berasal dari satu atau lebih dari 3 kondisi dasar: rasa takut, rasa bersalah dan merasa tidak dicintai. Tidak satupun dapat disembuhkan dengan hal-hal yang kita miliki, atau bisa mendapatkan, dalam kehidupan dunia mereka didasarkan pada hubungan kita dengan Allah yang meliputi kepercayaan kita kepada-Nya.

Discouragement from failing to find peace of mind is very common. Kekecewaan dari gagal untuk menemukan kedamaian pikiran adalah sangat umum. In fact, the wisest and wealthiest of all men, a king by the name of Solomon had the same experience you, or someone you love, may be having. Bahkan, yang paling bijaksana dan terkaya dari semua orang, seorang raja bernama Salomo mempunyai pengalaman yang sama Anda, atau seseorang yang Anda cintai, mungkin akan mengalami. He told us the following: Dia mengatakan kepada kami sebagai berikut:

I said in my heart, Come now, I will test you with ... Aku berkata dalam hatiku, Ayo sekarang, aku akan menguji kamu dengan ... pleasure ... kesenangan ... laughter ... tawa ... mirth ... wine ... kegembiraan ... anggur ... wisdom ... hikmat ... folly ... kebodohan ... I made my works great ... Aku membuat works great ... houses ... vineyards ... rumah ... kebun-kebun anggur ... gardens ... kebun ... orchards ... kebun buah-buahan ... fruit trees ... pohon buah ... waterpools ... servants ... waterpools ... pelayan ... herds ... ternak ... flocks ... kawanan ... silver and gold ... male and female singers ... perak dan emas ... laki-laki dan perempuan penyanyi ... musical instruments ... I became great and excelled more than all who were before me in Jerusalem ... alat musik ... aku menjadi besar dan unggul lebih dari semua orang yang di hadapan-Ku di Yerusalem ... Whatever my eyes desired I did not keep from them. I did not withold my heart from any pleasure ... Apa pun yang dikehendaki mataku aku tidak menjaga dari mereka. Aku tidak menahan hatiku dari segala kesenangan ... Then I looked on all the works that my hands had done and on the labor in which I had toiled; and indeed all was vanity and grasping for the wind, there was no profit under the sun ... Lalu aku melihat pada semua pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan pada tenaga kerja di mana saya telah bekerja keras; dan sesungguhnya semuanya sia-sia dan memegang untuk angin, tidak ada keuntungan di bawah matahari ... Therefore I hated life because the work that was done under the sun was grievous to me, for all is vanity and grasping for the wind ... *1 Oleh karena itu aku benci kehidupan karena pekerjaan yang dilakukan di bawah matahari itu menyedihkan bagi saya, karena semua adalah kesia-siaan dan memegang untuk angin ... * 1

After writing for our benefit and telling us that under the sun there is no such thing as peace of mind, Solomon closes the book with this advice: Remember now your Creator in the days of your youth before the difficult days come, and the years draw near when you say, "I have no pleasure in them" *2 Setelah menulis untuk kepentingan kita dan mengatakan kepada kami bahwa di bawah matahari tidak ada yang namanya ketenangan pikiran, Salomo menutup buku dengan nasihat ini: Ingat sekarang akan Penciptamu pada masa mudamu sebelum datang hari yang sulit, dan tahun-tahun menarik dekat ketika Anda berkata, "Aku tidak berkenan kepadanya" * 2

Our relationship with God is the source of both the problem and the solution. We are told in scripture that we are all alienated from God because of the sin of Adam. We are born with a sinful nature which is antagonistic toward God and must have a changed heart to have peace of mind. Hubungan kita dengan Allah adalah sumber baik masalah dan solusi. Kita diberitahu dalam tulisan suci bahwa kita semua terasing dari Allah karena dosa Adam. Kita dilahirkan dengan sifat berdosa yang antagonistik terhadap Allah dan harus memiliki berubah hati untuk memiliki ketenangan pikiran.

To have peace of mind, you must be reconciled to God. Untuk mendapatkan ketenangan pikiran, Anda harus diperdamaikan dengan Allah. You must accept Jesus Christ as your own personal Savior. Anda harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi Anda sendiri. He says, "Come unto me, all ye that labour and are heavy laden, and I will give you rest. Take my yoke upon you, and learn of me; for I am meek and lowly in heart: and ye shall find rest unto your souls." *3 Dia berkata, "Marilah kepada-Ku, semua kamu bahwa kerja dan sarat berat, dan Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan kamu akan mendapat ketenangan kepadamu jiwa Anda. "* 3

For with the heart man believeth unto righteousness; and with the mouth confession is made unto salvation. When you believe with your heart *4 that Jesus Christ died for your sins and you ask him to be your Lord and Savior, you will be at peace with God - which is the source of peace of mind. Karena dengan hati orang percaya kepada kebenaran, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Ketika Anda percaya dengan hati * 4 bahwa Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa Anda dan Anda memintanya untuk menjadi Tuhan dan Juruselamat Anda, Anda akan merasa damai dengan Allah - yang merupakan sumber ketenangan pikiran. You can then claim these scriptures as promises to you. Anda kemudian dapat mengklaim kitab suci ini sebagai janji kepada Anda.


F ear is a product of uncertainty. F telinga adalah produk ketidakpastian. When we don't know what might happen and we don't know the one who is in control or don't feel the one in control has our best interest at heart, we become fearful. Ketika kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi dan kita tidak tahu orang yang memegang kendali atau tidak merasakan satu di kontrol kepentingan kita di hati, kita menjadi takut. Here is the solution. Berikut adalah solusinya.

Philippians 4:6-7 Filipi 4:6-7
Be anxious for nothing, but in everything by prayer and supplication, with thanksgiving, let your request be made known to God; and the peace of God, which surpasses all understanding, will guard your hearts and minds through Christ Jesus. Menjadi cemas untuk apa-apa, tetapi dalam segala doa dan permohonan dengan ucapan syukur, biarkan permintaan Anda akan diberitahukan kepada Allah, dan damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

God's formula for peace of mind (but remember, it only works after you have accepted Jesus Christ as your personal Savior) is: Tuhan rumus untuk ketenangan pikiran (tapi ingat, itu hanya bekerja setelah Anda telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi Anda) adalah:

  1. Don't be anxious (careful) about anything. (You can only do this if you really trust in God - really trust.) Jangan cemas (hati-hati) tentang apa-apa. (Anda hanya dapat melakukan ini jika Anda benar-benar percaya kepada Allah - benar-benar percaya.)

  2. Give thanks for everything. (Everything - not just the things you want or that you think will bring happiness - everything.) Bersyukur atas segalanya. (Semuanya - bukan hanya hal-hal yang Anda inginkan atau yang menurut Anda akan membawa kebahagiaan - semuanya.)

  3. Tell God in prayer what you feel you need or want. (If your request is according to his will, you will receive it. If not, you know his way is best, so you can rest in #1 and #2.) Katakan kepada Allah dalam doa apa yang Anda rasa butuhkan atau inginkan. (Jika permintaan Anda sesuai dengan kehendak-Nya, kamu akan menerimanya. Jika tidak, kamu tahu jalan yang terbaik, sehingga Anda bisa beristirahat di # 1 dan # 2.)

  4. You will have peace that will keep your heart and mind. (This is the peace that surpasses understanding. Those around you who don't have this peace won't understand it. You may not understand it either.) Anda akan memiliki kedamaian yang akan memelihara hati dan pikiran. (Ini adalah kedamaian yang melampaui pemahaman. Orang-orang di sekitar Anda yang tidak memiliki perdamaian ini tidak akan mengerti hal itu. Anda mungkin tidak mengerti juga.)

Isaiah 26:3 You will keep him in perfect peace, whose mind is stayed on You, because he trusts in You. Note: the basis on which you can have perfect peace is that you trust in him. Yesaya 26:3 Kamu akan membuatnya dalam kedamaian yang sempurna, yang pikirannya tetap pada Anda, karena ia percaya kepada-Mu. Catatan: dasar di mana Anda dapat memiliki kedamaian yang sempurna adalah yang Anda percaya kepada-Nya. No trust - no peace. Tidak ada kepercayaan - tidak ada damai.

1 Peter 5:7 Casting all your care upon Him, for He cares for you. We can cast our care on him knowing he cares for us. 1 Petrus 5:7 Pengcoran semua perawatan Anda kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Kita dapat dilemparkan peduli pada dirinya kami tahu dia peduli bagi kami. How can anyone be safer than to have the Creator and Redeemer of mankind watching our for them? Bagaimana orang bisa lebih aman daripada harus Sang Pencipta dan Penebus umat manusia bagi mereka mengawasi kita?

No one ever needed a psychiatrist because they had so much peace of mind. The key thoughts are: (a) truly accept everything, and (b) truly be thankful for everything. Tak seorang pun butuh psikiater karena mereka telah begitu banyak ketenangan pikiran. Pikiran Kuncinya adalah: (a) benar-benar menerima segala sesuatu, dan (b) benar-benar bersyukur atas segalanya. "How," you might ask, "can I be thankful for everything?" The answer is, difficult situations are an opportunity to demonstrate what God has done for you, and to demonstrate the strength he gives, which surpasses all understanding. "Bagaimana", Anda mungkin bertanya, "boleh aku bersyukur atas segala sesuatu?" Jawabannya adalah, situasi sulit adalah kesempatan untuk menunjukkan apa yang Allah telah lakukan untuk Anda, dan untuk menunjukkan kekuatan yang diberikannya, yang melampaui segala akal. Remember, God has never promised saints today that he would change the circumstances. Ingat, Allah tidak pernah berjanji kepada orang-orang kudus hari ini bahwa ia akan mengubah keadaan. He has promised a way of escape. 1 Corinthians 10:13 No temptation has overtaken you except such as is common to man; but God is faithful, who will not allow you to be tempted beyond what you are able, but with the temptation will also make the way of escape, that you may be able to bear it. Dia telah menjanjikan jalan keluar. 1 Korintus 10:13 Tidak godaan telah menyusul kalian, kecuali seperti yang umum bagi manusia, tetapi Allah yang setia, yang tidak akan memungkinkan Anda untuk dicobai melampaui apa yang Anda bisa, tapi dengan godaan akan juga membuat jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.


G uilt will keep us from feeling the love and protection of God in our life. As I have already stated, all of us were born lost, guilty sinners. G uilt akan menjaga kita dari perasaan kasih dan perlindungan Allah dalam hidup kita. Seperti telah saya menyatakan, kita semua lahir hilang, bersalah orang berdosa. When we accept Jesus Christ as Savior, he puts our sins as far as the east is from the west, to be remembered against us no more. Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, ia meletakkan dosa-dosa kita sejauh timur dari barat, yang harus diingat melawan kita tidak lebih. Also we are told, he bare our sins on his own body on the tree . *5 All that is required for us to feel forgiven and no longer guilty, is to have faith in God and his word. We are washed, sanctified and justified; we're free, really free *6 . Juga kita diberitahu, ia telanjang dosa-dosa kita pada tubuhnya sendiri di atas pohon. * 5 Semua yang diperlukan bagi kita untuk merasa diampuni dan tidak lagi bersalah, adalah memiliki iman dalam Tuhan dan firman-Nya. Kita dicuci, dikuduskan dan dibenarkan ; kita bebas, benar-benar bebas * 6.

Jesus Christ must be the Lord of our life. Yesus Kristus harus menjadi Tuhan atas hidup kita. This means, after we accept him as our Savior, we must obey him to be free from guilt. Ini berarti, setelah kita menerima Dia sebagai Juruselamat kita, kita harus taat kepada-Nya untuk bebas dari rasa bersalah. None of us live sinless lives, so to be free of guilt, we must stop sinning when we become aware we are. Tak satu pun dari kita hidup hidup tanpa dosa, sehingga untuk bebas dari rasa bersalah, kita harus berhenti berbuat dosa ketika kita menjadi sadar kita. To stop doesn't take care of the sin. Untuk berhenti tidak menjaga dari dosa. Because of this we are told, if we confess our sins, He (God) is faithful and just to forgive our sins. Karena ini kita diberitahu, jika kita mengaku dosa kita, Dia (Allah) adalah setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita. Also we are told, when we cover our sin we will not prosper but when we confess and forsake our sin we find mercy . *7 Juga kita diberitahu, ketika kita menutupi dosa kita, kita tidak akan makmur, tetapi bila kita mengakui dan meninggalkan dosa kita, kita menemukan rahmat. * 7

The psalmist, David, spoke of the pressure and guilt he felt after he had sinned the sins of adultery, murder and deception; and before he confessed. God was trying to bring him to repentance. Pemazmur, Daud, berbicara tentang tekanan dan rasa bersalah dia merasa setelah ia berdosa dosa perzinahan, pembunuhan dan penipuan, dan sebelum ia mengaku. Tuhan sedang mencoba untuk membawanya untuk bertobat. He tells us that God's hand was heavy upon him and he became physically sick before he repented of his sin and confessed. *8 Dia mengatakan kepada kita bahwa tangan Tuhan itu berat kepadanya dan ia menjadi sakit secara fisik sebelum ia bertobat atas dosa dan mengaku. * 8

If you have lived in sin after accepting the Lord Jesus Christ as your Savior, you can expect to be plagued by guilty feelings until you confess and forsake you sin. Once you confess and forsake your sins, they are put as far away from you as the east is from the west to be remembered against you no more. *9 If you feel guilty after confessing and forsaking, it is the Devil bringing those feelings and you can claim the promises of God to relive your guilt. Jika Anda memiliki hidup di dalam dosa setelah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, Anda dapat berharap akan diganggu oleh perasaan bersalah sampai Anda mengakui dan meninggalkan engkau berbuat dosa. Begitu Anda mengakui dan meninggalkan dosa-dosa Anda, mereka ditempatkan sejauh mungkin dari Anda sebagai timur dari barat ke diingat terhadap kamu tidak lebih. * 9 Jika Anda merasa bersalah setelah mengaku dan forsaking, itu adalah Iblis membawa perasaan-perasaan dan Anda dapat mengklaim janji-janji Allah untuk menghidupkan kembali rasa bersalah Anda.


F eeling unloved is probably the worst feeling you can have. F eeling tidak dicintai mungkin perasaan terburuk yang dapat Anda miliki. Many people feel that they are not loved and are of little or no worth. Banyak orang merasa bahwa mereka tidak dicintai dan sedikit atau tidak ada nilainya. Let me assure you that you are loved and your value is so great that God gave His only begotten son to die for your sins *10 . Think about that - God gave - God gave - for you! Jesus Christ died for your sins to make it possible for you to have a meaningful relationship with God. Biarkan saya meyakinkan Anda bahwa Anda dicintai dan nilai Anda adalah begitu besar sehingga Allah memberikan anak-Nya yang tunggal untuk mati bagi dosa-dosa Anda * 10. Pikirkan tentang hal itu - Allah memberi - Allah memberi - untuk Anda! Yesus Kristus mati untuk dosa-dosa Anda untuk membuat mungkin bagi Anda untuk memiliki hubungan yang bermakna dengan Tuhan. When we have this meaningfull relationship with God we know we ar loved by God and all of God's children who are spiritually minded. Ketika kita memiliki hubungan dengan Allah meaningfull kita tahu bahwa kita pada dicintai oleh Allah dan semua anak-anak Tuhan yang berpikiran spiritual.

If you have accepted the Lord Jesus Christ as your Savior, the relationship you have with other Christians is illustrated by the inter-relationship of the various members of your own body *11 . If you feel unloved, and would like to meet Christians who want to love all people, but especially our brothers and sisters in Christ, not only in word but in deed, *12 contact us. Jika Anda telah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, hubungan Anda dengan orang Kristen lain digambarkan oleh hubungan antar berbagai anggota tubuh Anda sendiri * 11. Jika anda merasa tidak dicintai, dan ingin bertemu dengan orang Kristen yang ingin untuk mengasihi semua orang, tetapi terutama saudara-saudara kita di dalam Kristus, tidak hanya dalam kata tetapi dalam perbuatan, * 12 hubungi kami. We would be delighted to be a friend to you. Kami akan senang menjadi teman bagi Anda.

by Robert A. Grove oleh Robert A. Grove



cara belajar pintar

10 Cara Pintar Belajar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Yap, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.

posting by : sumber khriscinus

kemantapan hati dan pikiran


cara konsentrasi ala siti jenar

Bersamaan dengan berkembangnya masa, kemudian terjadi keelokan dari ilmu laku yang tidak disangka-sangka. Dikemudian hari pengetahuan pasamaden tadi muncul diterima oleh kalangan orang Islam, sebab yakin kalau pengetahuan pasamaden tersebut memang menjadi mustikanya keinginan dan cita-cita yang dapat mendatangkan keselamatan, kemuliaan, ketenteraman dan hal-hal semacamnya. Oleh karena itu pengetahuan tadi oleh orang-orang yang sudah mendapatkan pencerahan batin yaitu Syekh Siti Jenar, yang juga menjadi pembimbing agama Islam berpangkat wali, kemudian tercantum didalam karya seratnya, yang kemudian disebut dengan daim, yang berasal dari kata daiwan yang disebut diatas. Kemudian juga menjadi bagian dari sarana manembah (penyembahan), sambil diberi tambahan julukannya, kemudian muncul istilah shalat daim ( shalat bahasa Arab, daim dari kata daiwan bahasa Sansekerta ). Adapun kemudian ditambahi istilah Arab, hanya untuk perhatian untuk mengukuhkan keyakinan murid-muridnya yang sudah meresapi agama Islam. Juga perkataan shalat kemudian terpilah menjadi dua perkara. Pertama, shalat lima waktu, yang disebut shalat Syariat, maksudnya adalah panembah lahir. Kedua, shalat daim, itu adalah panembah batin, maksudnya adalah menekadkan ( meng -I’tikadkan) manunggalnya pribadi, atau disebut pula loroning atunggal ( dua yang menyatu [Kawula-Gusti, Ingsun-Gusti] ).


Kitab karangan Syekh Siti Jenar tersebut kemudian digunakan sebagai pokok pengajaran. Kemudian setelah mendapatkan perhatian orang banyak, sholat lima waktu dan syara agama yang lain kemudian terpinggir, bahkan kemudian tidak terajarkan sama sekali. Yang menjadi perhatian hanya lelaku shalat daim saja. Maka orang jawa yang semula memeluk Islam, apalagi yang belum, hampir semuanya berguru kepada Syekh Siti Jenar, karena pengajarannya lebih mudah, jelas, dan nyata.
Sesudah Syekh Siti Jenar mengajarkan pengetahuan pasamaden, sebagai teman diskusi dan bertukar pikiran adalah Ki Ageng Pengging, yang kemudian menjadi muridnya, dikarenakan Syekh Siti Jenar adalah mitra dalam kebaikan dari Ki Ageng Pengging, yang kemudian menjadi muridnya, dikarenakan Syekh Siti Jenar adalah mitra dalam kebaikan dari Ki Ageng Pengging. Pengetahuan pasamaden oleh Syekh Siti Jenar juga diajarkan kepada Raden Watiswara, atau Pangeran Panggung, yang juga berpangkat wali. Kemudian juga diajarkan kepada Sunan Geseng, atau Ki Cakrajaya, yang semula bekerja menderas kelapa, (menjadi murid Sunan Kalijaga, termasuk anggota walisanga yang ikut menyaksikan dihukum matinya Syekh Siti Jenar, lalu berguru kepada Sunan Panggung). Asalnya dari Pagelen (Purworejo). Kemudian ajaran tersebut menyebar diamalkan oleh orang banyak. Demikian juga sahabat-sahabat Syekh Siti Jenar yang sudah terbuka rasanya oleh Syekh Siti Jenar kemudian mendirikan perguruan-perguruan pengetahuan pasamaden. Semakin lama semakin berkembang pesat, sehingga menyuramkan pengaruh dan penguasaan agama para wali yang sedang giat-giatnya menyerbarkan Islam syara’. Seandainya gerakan itu dibiarkan oleh para wali, terdapat kekhawatiran masjid akan kosong.

Pembantaian Terhadap Penganut Ajaran Syekh Siti Jenar


Agar tidak terjadi hal yang demikian, maka Ki Ageng Pengging, Syekh Siti Jenar serta murid dan sahabatnya dijatuhi hukuman mati dengan dipenggal lehernya, dengan perintah Sultan Demak. Demikian juga Pangeran Panggung tidak ketinggalan, dipidana dimasukan kedalam bara api hidup-hidup di alun-alun Demak, sebagai peringatan agar msyarakat merasa takut, dan kalau sudah takut mereka mau membuang ajaran Syekh Siti Jenar. Diceritakan Pangeran Panggung tidak mempan oleh amuk api, dan kemudian melompat keluar dari dalam api, meninggalkan Demak. Sultan Bintara dan segenap para wali terbengong-bengong dan terkagum-kagum serta terpengaruh kewibawaan serta kesaktian Sunan Panggung, hanya kamitenggengen ( terdiam) seperti tugu. Sesudah sementara waktu, Pangeran Panggung sudah jauh, Sultan dan para wali baru ingat jika Sunan Panggung sudah pergi dari tempat pidana, serta merasa kalah. Disertai dengan banyak prajurit Sunan Geseng atau Ki Cakrajaya pergi menyusul sunan Panggung. Sultan Demak tidak mampu menahan marah, dan melampiaskan kemarahannya, sahabat serta murid-murid Syekh Siti Jenar yang bisa ditangkap dibantai. Dilakukan pengejaran besar-besaran terhadap semua orang yang dicurigai pernah mengenyam ajaran Syekh Siti Jenar. Sebagian pengikut yang tidak tertangkap pergi meninggalkan Demak mencari selamat.
Para sahabat dan murid yang masih hidup, masih tetap melestarikan ajaran dan eprguruan Syekh siti Jenar tentang pengetahuan pasamaden, tetapi kemudian dibalut dengan pengajaran syariat Islam, agar tidak diganggu gugat oleh para wali yang menjadi alat Negara.

Ajaran Pasamaden ( Olah Hening )


Adapun sebagian ajarannya adalah sebagai berikut. Pengajaran pengetahuan pasamaden yang kemudian disebut shalat daim, dirangkapkan dengan pengajaran shalat lima waktu serta rukun-rukun Islam yang lain-lainnya. Pengajaran shalat daim itu disebagian kalangan disebut wiridan (tarekat) naksyabandiyah, sedangkan lelaku pengajarannya disebut tafakur. Sebagian ada yang dalam pengajarannya, sebelum murid menerima pengajaran shalat daim, terlebih dahulu dilatih dengan dzikir dan wirid membaca ayat-ayat suci. Oleh karena itu pengajaran pasamaden kemudian terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Pengajaran pasamaden atau wewiridan dari para sabahat Syekh Siti Jenar, yang disertai dengan pengajaran syara’ rukun agama Islam. Pengajaran tadi sampai sekarang ini sudah meleset dari ajaran pokok semula, karena itu para guru sekarang, yang mempraktikan pengetahuan pasamaden, yang diberi nama (tarekat) naksabandiyah atau Syatariyah mengira bahwa pengetahuan dan wewiridan tersebut berasal dari ulama di jabalkuber ( Hijaz, Mekkah). Kemudian para Kiai dan Guru tadi melaksanakan pengetahuan pasamaden menurut ajaran Jawa yang berasal dari pengajaran Syekh Siti Jenar. Atau juga para guru dan kiai tadi senang memberikan sebutan Kiniyai, yang mengandung maksud, guru yang mengajarkan ilmu setan, Sedang nama Kiai, adalah guru yang mengajarkan ilmu para nabi.

2. Pengajaran pasamaden menurut Jawa, buah dari Ki Ageng Pengging, yang tadinya dipancarkan dari pengetahuan Syekh Siti Jenar ( yang kemudian diberikan peraban/sebutan klenik), yaitu yang semula menjadi pembuka pengajaran, terletak pada pengelolaan perwatakan lima hal, yaitu:

a. Setya Tuhu ( kesetiaan dan ketaatan) atau temen ( bersungguh-sungguh) dan jujur.

b. Teguh-sentausa, adil dalam segala hal, bertanggung jawab dan tidak berkhianat.

c. Benar dalam segala perilaku dan perbuatan, sabar dan berbelas kasih kepada sesama, tidak menonjolkan atau membangga-banggakan diri, jauh dari watak aniaya.

d. Pandai dalam segala pengetahuan, lebih-lebih pandai dalam membuat enak perasaan sesama, ataupun juga pandai menahan dan mengendalikan rasa amarah dan jengkelnya perasaan pribadi, tidak memiliki prinsip melik nggendhong lali ( kalau sudah punya dan sudah enak lupa akan asalnya ), hanya karena pengaruh harta benda yang gemerlapan.

e. Susila anor-raga, selalu memelihara tata karma, mengendalikan akibat penglihatan ( apa yang dilihat ) dan pengaruh pendengaran ( apa yang didengar ) kepada pihak yang terkena.


Lelaku lima hal tadi harus dilaksanakan beserta iringan puja-brata dengan melaksanakan laku semedi, yaitu amesu cipta mengheningkan teropong penglihatan ( mubasyirah ). Oleh karena itu bagi pengamalan agama Jawa, bab mengenai pengetahuan pasamaden serta lelaku lima perkara diatas harus diajarkan kepada semua orang, tua muda tanpa memilih rendah tingginya derajat orang. Karena itu dengan sebab mustikanya pengetahuan atau luhur-luhurnya kemanusiaan, ini apalagi tetap semedi-nya, mampu menjalankan lima hal yang sudah disebutkan diatas. Oleh karena kita tinggal disuasana ketentraman, sedangkan keadaan tentram menyebabkan makmur-sejahtera dan kemerdekaan kita bersama. Kalau tidak demikian, sampai rusaknya dunia, kita akan tetap menanggung derita, papa dan terhina, tergilas oleh roda perputaran dunia, karena kesalahan dan terkhianati oleh perasaan kita pribadi.

Ajaran Pasamaden ( Olah Hening )


Adapun sebagian ajarannya adalah sebagai berikut. Pengajaran pengetahuan pasamaden yang kemudian disebut shalat daim, dirangkapkan dengan pengajaran shalat lima waktu serta rukun-rukun Islam yang lain-lainnya. Pengajaran shalat daim itu disebagian kalangan disebut wiridan (tarekat) naksyabandiyah, sedangkan lelaku pengajarannya disebut tafakur. Sebagian ada yang dalam pengajarannya, sebelum murid menerima pengajaran shalat daim, terlebih dahulu dilatih dengan dzikir dan wirid membaca ayat-ayat suci. Oleh karena itu pengajaran pasamaden kemudian terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Pengajaran pasamaden atau wewiridan dari para sabahat Syekh Siti Jenar, yang disertai dengan pengajaran syara’ rukun agama Islam. Pengajaran tadi sampai sekarang ini sudah meleset dari ajaran pokok semula, karena itu para guru sekarang, yang mempraktikan pengetahuan pasamaden, yang diberi nama (tarekat) naksabandiyah atau Syatariyah mengira bahwa pengetahuan dan wewiridan tersebut berasal dari ulama di jabalkuber ( Hijaz, Mekkah). Kemudian para Kiai dan Guru tadi melaksanakan pengetahuan pasamaden menurut ajaran Jawa yang berasal dari pengajaran Syekh Siti Jenar. Atau juga para guru dan kiai tadi senang memberikan sebutan Kiniyai, yang mengandung maksud, guru yang mengajarkan ilmu setan, Sedang nama Kiai, adalah guru yang mengajarkan ilmu para nabi.

2. Pengajaran pasamaden menurut Jawa, buah dari Ki Ageng Pengging, yang tadinya dipancarkan dari pengetahuan Syekh Siti Jenar ( yang kemudian diberikan peraban/sebutan klenik), yaitu yang semula menjadi pembuka pengajaran, terletak pada pengelolaan perwatakan lima hal, yaitu:

a. Setya Tuhu ( kesetiaan dan ketaatan) atau temen ( bersungguh-sungguh) dan jujur.

b. Teguh-sentausa, adil dalam segala hal, bertanggung jawab dan tidak berkhianat.

c. Benar dalam segala perilaku dan perbuatan, sabar dan berbelas kasih kepada sesama, tidak menonjolkan atau membangga-banggakan diri, jauh dari watak aniaya.

d. Pandai dalam segala pengetahuan, lebih-lebih pandai dalam membuat enak perasaan sesama, ataupun juga pandai menahan dan mengendalikan rasa amarah dan jengkelnya perasaan pribadi, tidak memiliki prinsip melik nggendhong lali ( kalau sudah punya dan sudah enak lupa akan asalnya ), hanya karena pengaruh harta benda yang gemerlapan.

e. Susila anor-raga, selalu memelihara tata karma, mengendalikan akibat penglihatan ( apa yang dilihat ) dan pengaruh pendengaran ( apa yang didengar ) kepada pihak yang terkena.


Lelaku lima hal tadi harus dilaksanakan beserta iringan puja-brata dengan melaksanakan laku semedi, yaitu amesu cipta mengheningkan teropong penglihatan ( mubasyirah ). Oleh karena itu bagi pengamalan agama Jawa, bab mengenai pengetahuan pasamaden serta lelaku lima perkara diatas harus diajarkan kepada semua orang, tua muda tanpa memilih rendah tingginya derajat orang. Karena itu dengan sebab mustikanya pengetahuan atau luhur-luhurnya kemanusiaan, ini apalagi tetap semedi-nya, mampu menjalankan lima hal yang sudah disebutkan diatas. Oleh karena kita tinggal disuasana ketentraman, sedangkan keadaan tentram menyebabkan makmur-sejahtera dan kemerdekaan kita bersama. Kalau tidak demikian, sampai rusaknya dunia, kita akan tetap menanggung derita, papa dan terhina, tergilas oleh roda perputaran dunia, karena kesalahan dan terkhianati oleh perasaan kita pribadi.

Praktik Ilmu Hening Cara Jawa dan Ilmu Kasunyatan


Bab pengetahuan pasamaden yang kemudian disebut Naksyabandiyah dan Syatariyah, yang kemudian disebutkan sebagai wewiridan dari Syekh Siti Jenar, sudah dijelaskan diatas, hanya saja aplikasinya tidak dijelaskan secara rinci. Disini hanya akan menjelaskan lelaku aplikatif terhadap semedi secara Jawa, yang belum terpengaruh oleh agama apapun, yaitu seperti dibawah ini.


Para pembaca, agar jangan keliru atau salah terima, apabila ada anggapan bahwa semedi ini menghilangkan rahsanya hidup atau nyawa ( hidupnya ) keluar dari badan wadag. Penerimaan seperti itu, pada mulanya berasal dari cerita perjalanan Sri Kresna di Dwarawati, atau sang Arjuna ketika angraga-sukma. Agar diperhatikan, bahwa cerita seperti itu tetap hanya sebagai persemuan atau perlambang (symbol, bukan hal atau cerita yang sebenarnya). Adapun uraian mengenai lelaku semedi sebagai berikut. Istilah semedi sama dengan sarasa, yaitu rasa-tunggal, maligini rasa (berbaur berjalannya rasa), rasa jati, rasa ketika belum mengerti. Adapun matangnya perilaku atau pengolahan (makarti) rasa disebabkan dari pengelolaan atau pengajaran, ataupun pengalaman-pengalaman yang terterima atau tersandang pada kehidupan keseharian. Olah rasa itulah yang disebut pikir, muncul akibat kekuatan pengelolaan, pengajaran atau pengalaman tadi. Pikir lalu memiliki anggapan baik dan jelek, kemudian memunculkan tata-cara, penampilan dan sebagainya yang kemudian menjadi kebiasaan (pakulinan /adat ). Apapun anggapan baik-buruk, yang sudah menjadi tata cara disebabkan telah menjadi kebiasaan itu, kalau buruk, ya betul-betul buruk, dan kalau baik, ya memang baik sesungguhnya. Dan itu semua belum tentu, karena semua itu hanyalah kebiasaan anggapan. Adapun anggapan (penganggep), belum pasti, tetap hanya menempati kebiasaan tata cara (adat), jadi ya bukan kesejatian dan bukan kenyataan (real).


Apa yang dimaksudkan semedi disini, tidak ada lain kecuali hanya untuk mengetahui kesejatian dan kasunyatan. Adapun sarananya tidak ada lagi kecuali hanya mengetahui atau menyilahkan anggapan dari perilaku rasa, yang disebut hilang-musnahnya papan dan tulis. Ya disitu itu tempat beradanya rasa-jati yang nyata, yang pasti, yang melihat tanpa ditunjukan (weruh tanpa tuduh). Adapun terlaksananya harus mengendalikan segala sesuatunya ( hawa nafsu dan amarah ), disertai dengan membatasi dan mengendalikan perilaku (perbuatan anggota badan). Pengendalian anggota tadi, yang lebih tepat adalah dengan tidur terlentang, disertai dengan sidhakep (tangan dilipat didada seperti takbiratul ihram, atau seperti orang meninggal) atau tangan lurus kebawah, telapak tangan kiri kanan menempel pada paha kiri kanan, kaki lurus, telapak kaki yang kanan menumpang pada tapak kaki kiri. Maka hal itu kemduian disebut dengan sidhakep suku(saluku) tunggal. Ataupun juga dengan mengendalikan gerakan mata, yaitu yang disebut meleng. Lelaku seperti itu dilakukan bagi yang kuasa mengendalikan gerak-bisik cipta (gagasan, ide, olah pikir), serta mengikuti arus aliran rahsa, adapun pancer-nya (arah pusat) penglihatan diarahkan dengan memandang pucuk hidung, keluar dari antara kedua mata, yaitu di papasu, adapun penglihatannya dilakukan harus dengan memejamkan kedua mata.


Selanjutnya adalah menata keluar masuknya napas, seperti berikut, Napas ditarik dari arah pusar, digiring naik melebihi pucuk tenggorokan hingga sampai di suhunan (ubun-ubun), kemudian ditahan beberapa saat. Proses penggiringan atau pengaliran napas tapi ibarat memiliki rasa mengangkat apapun, adapun kesungguhannya seperti yang kita angkat, itu adalah mengalirnya rasa yang kita pepet dari penggiringan nafas tadi. Kalau sudah terasa berat penyanggaan ( penahanan) napas, kemudian diturunkan secara pelan-pelan. Lelaku seperti itu yang disebut sastra-cetha. Maksudnya sastra adalah tajamnya pengetahuan, cetha adalah mantapnya suara dipita suara (cethak), yaitu cethak (diujung dalam dari lidah) mulut kita. Maka disebut demikian, ketika kita melaksanakan proses penggiringan napas melebihi dada kemudian naik lagi melebihi cethak hingga sampai ubun-ubun. Kalau napas kita tidak dikendalikan, jadi kalau hanya menurutkan jalannya napas sendiri, tentu tidak bisa sampai di ubun-ubun, sebab kalau sudah sampai tenggorokan langsung turun lagi.


Apalagi yang disebut daiwan ( dawan ), yang memiliki maksud : mengendalikan keluar masuknya napas yang panjang lagipula disertai dengan sareh (kesadaran penuh dan utuh), serta mengucapkan mantra yang diucapkan dalam batin, yaitu ucapan “hu” disertai dengan masuknya napas, yaitu penarikan napas dari pusar naik sampai ubun-ubun. Kemudian “Ya” disertai dengan keluarnya nafas, yaitu turunnya nafas dari ubun-ubun sampai pada pusar; naik turunnnya nafas tadi melebihi dada dan cethak (pita suara). Adapun hal itu disebut sastra – cetha. Karena ketika mengucapkan dua mantra sastra: “hu-ya”, keluarnya suara hanya dibatin saja, juga kelihatan dari kekuatan cethak (tenggorokan). (Ucapan dan bunyi mantra atau dua penyebutan ; “hu-ya” pada wirid Naksyabandiyah berubah menjadi ucapan; “hu-Allah”, penyebutannya juga disertai dengan perjalanan nafas. Adapun wiridan Syatariyah, penyebutan tadi berbunyi; [ la illaha illa Allah], tetapi tanpa pengendalian perjalanan nafas.)


Untuk masuk keluarnya nafas seperti tersebut diatas, satu angkatan hanya mampu mengulangi tiga kali ulang, walau demikian, karena nafas kita sudah tidak sampai kuat melakukan lagi, karena sudah berat rasanya ( menggeh-menggeh / ngos-ngosan ). Adapun kalau sudah sareh (sadar-normal), ya bisa dilaksanakan lagi, demikian seterusnya sampai merambah semampunya, karena semakin kuat tahan lama, semakin lebih baik. Adapun setiap satu angkatan lelaku tadi disebut tripandurat, maksudnya tri = tiga, pandu = Suci, rat = Jagat = Badan = Tempat. Maksudnya adalah tiga kali nafas kita dapat menghampiri jagat besar Yang Maha Suci bertempat didalam suhunan ( yang dimintai ). Yaitulah yang dibahasakan dengan pawirong kawulo Gusti, maksudnya kalau nafas kita pas naik, kita berketempatan Gusti, dan ketika turun, kembali menjadi kawula. Tentang masalah ini, para pembaca hendaklah jangan salah terima! Adapun maksud disebutnya kawula-Gusti, itu bukanlah nafas kita, akan tetapi daya ( kekuatan ) cipta kita. Jadi olah semedi itu, pokoknya kita harus menerapkan secara konsisten, membiasakan selalu melaksanakan keluar-masuk dan naik-turunnya nafas, disertai dengan mengheningkan penglihatan, sebab pengliahatan itu terjadi dari rahsa.

posting By : serat jati sastra jendra hayuningrat

Banyak orang yang bertanya, mengapa dalam mempelajari Agama mesti harus mengenal Rasa ? Memang kalau hanya sampai pada tingkat Syariat, bab rasa tidak pernah dibicarakan atau disinggung. Tetapi pada tingkat Tarekat keatas bab rasa ini mulai disinggung. Karena bila belajar ilmu Agama itu berarti mulai mengenal siapa Sang Percipta itu.

Karena ALLAH maha GHOIB maka dalam mengenal hal GHOIB kita wajib mengaji rasa.

Jadi jelas berbeda dengan tingkat syariat yang memang mengaji telinga dan mulut saja.Dan mereka hanya yakin akan hasil kerja panca inderanya.Bukan Batin!

Bab rasa dapat dibagi dalam beberapa golongan .Yaitu : RASA TUNGGAL, SEJATINYA RASA, RASA SEJATI, RASA TUNGGAL JATI.

Mengaji Rasa sangat diperlukan dalam mengenal GHOIB.Karena hanya dengan mengaji rasa yang dimiliki oleh batin itulah maka kita akan mengenal dalam arti yang sebenarnya,apa itu GHOIB.

1. RASA TUNGGAL

Yang empunya Rasa Tunggal ini ialah jasad/jasmani. Yaitu rasa lelah, lemah dan capai. Kalau Rasa lapar dan haus itu bukan milik jasmani melainkan milik nafsu.

Mengapa jasmani memiliki rasa Tunggal ini. Karena sesungguhnya dalam jasmani/jasad ada penguasanya/penunggunya. Orang tentu mengenal nama QODHAM atau ALIF LAM ALIF. Itulah sebabnya maka didalam AL QUR’AN, ALLAH memerintahkan agar kita mau merawat jasad/jasmani. Kalau perlu, kita harus menanyakan kepada orang yang ahli/mengerti. Selain merawatnya agar tidak terkena penyakit jasmani, kita pun harus merawatnya agar tidak menjadi korban karena ulah hawa nafsu maka jasad kedinginan, kepanasan ataupun masuk angin.

Bila soal-soal ini kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, niscaya jasad kita juga tahu terima kasih. Kalau dia kita perlakukan dengan baik, maka kebaikan kita pun akan dibalas dengan kebaikan pula. Karena sesungguhnya jasad itu pakaian sementara untuk hidup sementara dialam fana ini. Kalau selama hidup jasad kita rawat dengan sungguh-sungguh (kita bersihkan 2 x sehari/mandi, sebelum puasa keramas, sebelum sholat berwudhu dulu, dan tidak menjadi korban hawa nafsu, serta kita lindungi dari pengaruh alam), maka dikala hendak mati jasad yang sudah suci itu pasti akan mau diajak bersama-sama kembali keasal, untuk kembali ke sang pencipta. Seperti halnya kita bersama-sama pada waktu dating/lahir kealam fana ini. Mati yang demikian dinamakan mati Tilem (tidur) atau mati sempurna. Pandangan yang kita lakukan malah sebaliknya. Mati dengan meninggalkan jasad. Kalau jasad sampai dikubur, maka QODHAM atau ALIF LAM ALIF, akan mengalami siksa kubur. Dan kelak dihari kiamat akan dibangkitkan.

Dalam mencari nafkah baik lahir maupun batin, jangan mengabaikan jasad. Jangan melupakan waktu istirahat. Sebab itu ALLAH ciptakan waktu 24 jam (8 jam untuk mencari nafkah, 8 jam untuk beribadah, dan 8 jam untuk beristirahat). Juga dalam hal berpuasa, jangan sampai mengabaikan jasad. Sebab itu ALLAH tidak suka yang berlebih-lebihan. Karena yang suka berlebih-lebihan itu adalah Dzad (angan-angan). Karena dzad mempunyai sifat selalu tidak merasa puas.

2. SEJATINYA RASA

Apapun yang datangnya dari luar tubuh dan menimbulkan adanya rasa, maka rasa itu dinamakan sejatinya rasa. Jadi sejatinya rasa adalah milik panca indera:

  1. MATA : Senang karena mata dapat melihat sesuatu yang indah atau tidak senang bila mata melihat hal-hal yang tidak pada tenpatnya.

  2. TELINGA : Senang karena mendengar suara yang merdu atau tidak senang mendengar isu atau fitnahan orang.

  3. HIDUNG : Senang mencium bebauan wangi/harum atau tidak senang mencium bebauan yang busuk.

  4. KULIT : Senang kalau bersinggungan dengan orang yang disayang atau tidak senang bersunggungan dengan orang yang nerpenyakitan.

  5. LIDAH : Senang makan atau minum yang enak-enak atau tidak senang memakan makanan yang busuk.

3. RASA SEJATI

Rasa sejati akan timbul bila terdapat rangsangan dari luar, dan dari tubuh kita akan mengeluarkan sesuatu. Pada waktu keluarnya sesuatu dari tubuh kita itu, maka timbul Rasa Sejati. Untuk jelasnya lagi Rasa Sejati timbul pada waktu klimaks/pada waktu melakukan hubungan seksual.

4. RASA TUNGGAL JATI

Rasa Tunggal Jati sering diperoleh oleh mereka yang sudah dapat melakukan Meraga Sukma (keluar dari jasad) dan Solat Dha’im.
Beda antara Meraga Sukma dan Sholat Dha’im ialah :

  1. Kalau Meraga Sukma jasad masih ada.batin keluar dan dapat pergi kemana saja.

  2. Kalau Sholat Dha’im jasad dan batin kembali keujud Nur dan lalu dapat pergi kemana saja yang dikehendaki. Juga dapat kembali / bepergian ke ALAM LAUHUL MAKHFUZ.

Bila kita Meraga Sukma maupun sholat Dha’im, mula pertama dari ujung kaki akan terasa seperti ada “aliran“ yang menuju ke atas / kekepala. Pada Meraga sukma, bila “aliran“ itu setibanya didada akan menimbulkan rasa ragu-ragu/khawatir atau was-was. Bila kita ikhlas, maka kejadian selanjutnya kita dapat keluar dari jasad, dan yang keluar itu ternyata masih memiliki jasad. Memang sesungguhnyalah, bahwa setiap manusia itu memiliki 3 buah wadah lagi, selain jasad/jasmani yang tampak oleh mata lahir ini. Pada bagian lain bab ini akan kita kupas.Kalau sholat Dha’im bertepatan dengan adanya “Aliran“ dari arah ujung kaki, maka dengan cepat bagian tubuh kita akan “Menghilang“ dan kita akan berubah menjadi seberkas Nur sebesar biji ketumbar dibelah 7 bagian. Bercahaya bagai sebutir berlian yang berkilauan. Nah, rasa keluar dari jasad atau rasa berubah menjadi setitik Nur. Nur inilah yang disebut sebagai Rasa Tunggal Jati. Selain itu, baik dalam Meraga Sukma maupun Sholat Dha’im. Bila hendak bepergian kemana-mana kita tinggal meniatkan saja maka sudah sampai. Rasa ini juga dapat disebut Rasa Tunggal Jati. Sebab dalam bepergian itu kita sudah tidak merasakan haus, lapar, kehausan, kedinginan dan lain sebagainya. Bagi mereka yang berkeinginan untuk dapat melakukan Meraga Sukma dianjurkan untuk sering Tirakat/Kannat puasa. Jadikanlah puasa itu sebagai suatu kegemaran. Dan yang penting juga jangan dilupakan melakukan Dzikir gabungan NAFI-ISBAT dan QOLBU. Dalam sehari-hari sudah pada tahapan lillahi ta’ala.

Hal ini berlaku baik mereka yang menghendaki untuk dapat melakukan SHOLAT DHA’IM. Kalau Meraga Sukma mempergunakan Nur ALLAH, tapi bila SHOLAT DHA’IM sudah mempergunakan Nur ILLAHI. Karena ada Rasa Sejati, maka Rasa merupakan asal usul segala sesuatu yang ada. Oleh sebab itu bila hendak mendalami ilmu MA’RIFAT Islam dianjurkan untuk selalu bertindak berdasarkan rasa. Artinya jangan membenci, jangan menaruh dendam, jangan iri, jangan sirik, jangan bertindak sembrono, jangan bertindak kasar terhadap sesame manusia, dll. Sebab dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, kita ini semua sama , karena masing-masing memiliki rasa. Rasa merupakan lingkaran penghubung antara etika pergaulan antar manusia, juga sebagai lingkaran penghubung pergaulan umat dengan Penciptanya. Rasa Tunggal jati ini mempunyai arti dan makna yang luas. Karena bagai hidup itu sendiri. Apapun yang hidup mempunyai arti. Dan apapun yang mempunyai arti itu hidup. Sama halnya apapun yang hidup mempunyai Rasa. Dan apapun yang mempunyai Rasa itu Hidup.

Dengan penjelasan ini, maka dapat diambil kesimpilan bahwa yang mendiami Rasa itu adalah Hidup. Dan Hidup itu sendiri ialah Sang Pencipta/ALLAH. Padahal kita semua ini umat yang hidup. Jadi sama ada Penciptanya. Oleh sebab itu, umat manusia harus saling menghormati, tidak saling merugikan, bahkan harus saling tolong menolang dll.

Dan hal ini sesuai dalam firman ALLAH : “HAI MANUSIA! MASUKLAH KALIAN DALAM PERDAMAIAN, JANGAN BERPECAH BELAH MENGIKUTI LANGKAH SYAITAN, SESUNGGUHNYA SYAITAN ITU MUSUHMU YANG NYATA”


posting by : sastra jendra hayuningrat